NEWS
DETAILS
Sabtu, 27 Apr 2024 12:00 - Asosiasi Honda Jakarta

Setelah motor dipakai beberapa lama, biasanya mulai terasa ada beberapa kendala, sebagai pertanda motor harus segera diservis.

Satu kendala yang sering menggangu adalah motor terasa keras saat dikendarai, seolah tidak ada lagi efek peredam ketika melewati lubang, polisi tidur dan sejenisnya.

Biasanya kalau timbul keluhan begini, yang dicurigai  adalah komponen shockbreaker, karena secara fungsi Shockbreaker adalah bagian yang mendukung kenyamanan dan kestabilan berkendara pada sepeda motor. 

Shockbreaker berfungsi sebagai peredam guncangan dan getaran sesuai dengan kondisi jalan juga sebagai penopang bobot kendaraan dan penumpang.

Seiring dengan usia pemakaian, shockbreaker sepeda motor juga terkadang terdapat beberapa masalah, seperti shockbreaker yang keras atau terlalu empuk, oli shock yang bocor dan juga mengalami patah atau bengkok sehingga tidak bekerja dengan baik.

Karena  itu  sangat penting shockbreaker dirawat dengan benar.  Berikut tips merawat shockbreaker agar awet dan tetap dalam kondisi prima sehingga bekerja optimal.

1. Hindari Bawa Beban Berat 

Setiap sepeda motor yang dipasarkan memiliki kemampuan daya angkut yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan pengendara, termasuk kemampuannya untuk membawa barang bawaan. Tapi perlu diingat, sepeda motor memiliki batas maksimal kapasitas beban yang bisa ditopang. 

Jangan paksakan motor membawa beban melebihi kapasitas yang dianjurkan pabrikan, karena akan membuat shockbreaker bekerja melebihi kapasitasnya. 

Jika hal itu sering terjadi, bisa dipastikan komponen shockbreaker akan cepat aus sehingga kinerjanya akan menurun. Kemungkinan terparahnya adalah rod comp bengkok. Kalau itu terjadi, motor tidak akan nyaman untuk dikendarai. 

2. Selalu Jaga Kebersihan

Sama seperti bagian motor lainnya, menjaga shockbreaker selalu bersih adalah penting. Kotoran yang menempel pada area kerja Shockbreaker bisa membuat seal atau karet dan piston baret. Kondisi ini bisa menyebabkan kebocoran oli shockbreaker. 

Efek pertama yang ditimbulkan akibat kebocoran oli akan mengurangi daya redam hingga tingkat kestabilan yang membuat kenyamanan berkendara terganggu. Efek terparahnya adalah bisa berpotensi menimbulkan kecelakaan. 

3. Dalam Kondisi Apapun, Jaga Kecepatan 

Melintasi jalan tak rata atau rusak dalam kecepatan tinggi akan membuat beban kerja shockbreaker semakin berat. Karena itu, berkendaralah dengan kecepatan rendah pada kondisi jalan tersebut supaya usia pakai shockbreaker jadi lebih panjang.  

Selain membuat shockbreaker jadi lebih awet, berkendara dalam kecepatan rendah saat melintasi jalan rusak atau tidak rata juga bisa memengaruhi usia pakai komponen lainnya. 

4. Pakai Aksesoris  Asli 

Tak ada larangan khusus untuk penggunaan aksesoris untuk mempercantik tampilan sepeda motor. Namun harus  dipahami dampaknya, baik pada fungsi komponen maupun tingkat kenyamanan berkendara yang memengaruhi faktor keselamatan berkendara. 

Penggunaan aksesoris yang tak seharusnya dapat berdampak buruk bagi shockbreaker, seperti pemasangan adaptor atau peninggi. Penambahan aksesoris tersebut akan berdampak pada fungsi collar yang membuatnya tidak bekerja maksimal. Selain itu, shockbreaker akan mudah rusak. 

5. Rutin Ganti Oli 

Oli shockbreaker berfungsi menyerap getaran saat shockbreaker bekerja. Seiring usia pakai sepeda motor, volume dan kualitas oli akan berkurang dan akan membuat kinerja shockbreaker tak maksimal. Karena itu, lakukan penggantian oli setidaknya setiap 15,000 km. 

Agar seluruh komponen sepeda motor selalu dalam kondisi optimal, jangan lupa rawat motor secara berkala di bengkel AHASS terdekat supaya kondisi sepeda motor dan seluruh komponennya tetap dalam kondisi prima.

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK